Perdana setelah Transformasi, IAIN Takengon Wisuda 292 Lulusan

By Abdi Satria


nusakini.com-Takengon-Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon mewisuda 292 mahasiswa program sarjana dan magister tahun akademik 2019/2020. Ini merupakan wisuda perdana setelah beralihstatus menjadi IAIN. 

Wisuda berlangsung di gedung Auditorium Kampus Mulie Jadi Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah, Sabtu (26/09) kemarin. Sebanyak 29 orang wisudawan program Pasca Sarjana (S2) Pendidikan Agama Islam (PAI), dan 263 lulusan sarjana (S1) jurusan Tarbiyah, Syariah, dan Dakwah. 

Hadir dalam kegiatan itu Bupati Aceh Tengah Shabela Abu Bakar, Rektor IAIN Takengon Zulkarnain, Kepala Kemenag Aceh Tengah Saidi Bentara, Polres Aceh Tengah, Kejaksaan, Darma Wanita dan Dewan Penyantun. 

Rektor IAIN Takengon Zulkarnain mengatakan, wisuda digelar secara tatap muka, tapi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Aturan yang diberlakukan antara lain: menjaga jarak antar peserta wisuda, wajib menggunakan masker, serta cuci tangan sebelum memasuki auditorium.

"Untuk mencegah kerumunan, panitia juga tidak mengundang orang tua mahasiswa dalam pelaksanaan wisuda tahun ini," ujarnya. 

Menurut Zulkarnain, wisuda secara tatap muka digelar setelah pihak kampus mendapat rekomendasi dari gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kab. Aceh Tengah. Panitia juga melaksanakan penyemprotan disinfektan sebelum wisuda digelar. 

“Protokol kesehatan kita terapkan secara ketat. Alhamdulillah acara berjalan lancar," tuturnya. 

Sebelumnya, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk Aceh Tengah Yunasri mengaku telah menerbitkan rekomendasi pelaksanaan wisuda untuk IAIN Takengon. Dasar kajian rekomendasi yang diterbitkan merujuk pada ketentuan protokol kesehatan penyelenggaraan keramaian. Gugus tugas juga merekomendasikan sejumlah poin penting yang harus dipatuhi penyelenggara dalam rangka pencegahan penularan Covid-19. “Kita berharap seluruh yang hadir dapat menerapkan protokol Covid,” tandasnya. 

Berdikari 

Hadir dalam wisuda, Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar berpesan bahwa wisuda bukan akhir dari proses mencari ilmu. Wisuda merupakan gerbang penerapan dan pengembangan kemampuan untuk berperan dalam masyarakat. 

“Sebagai sumber daya manusia andal yang hari ini menjadi sarjana dan magister, para wisudawan diharapkan mampu menata dan menyelesaikan berbagai persoalan sebagai tantangan dalam kehidupan global dan lingkungan yang dinamis” ungkapnya. 

“Saudara-saudara harus berdikari, mandiri dan memosisikan diri untuk menghadirkan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain. Jangan menggantungkan harapan pada lapangan pekerjaan yang sangat terbatas” lanjutnya. 

Shabela juga menawarkan kesempatan kepada wisudawan untuk melanjutkan pendidikan dengan memanfaatkan beasiswa yang disediakan lembaga peningkatan sumber daya manusia baik di dalam maupun luar negeri. 

“Kami selaku pimpinan daerah konsen untuk memajukan mutu pendidikan, karena kami berkeyakinan pendidikan merupakan modal utama untuk memangkas dan memutus rantai kemiskinan,” tutupnya.(p/ab)